Sejarah kerap berulang dengan wajah berbeda.
Dulu, bangsa asing datang dengan kapal layar dan meriam, menaklukkan
kerajaan-kerajaan kecil Nusantara. Kini, mereka hadir dengan proposal pinjaman,
investasi, dan janji pembangunan. Sama-sama meyakinkan, sama-sama meninggalkan
jejak panjang. Akibatnya, bisa kita lihat dan rasakan hari ini.
Trilogi ini mencoba membaca pola lama dalam wajah baru. Dari satir sejarah yang
nakal, analisis pembangunan ala paylater, hingga kisah rakyat kecil yang
tersisih di tanahnya sendiri —semuanya menyimpan pertanyaan yang sama: apakah
kita masih tuan rumah di negeri sendiri, atau hanya penonton di panggung
pembangunan?
· Seri 1 — Pinjaman Lebih Romantis daripada Meriam

Tidak ada komentar:
Posting Komentar