Halaman

Cari Blog Ini

Oktober 26, 2025

Satu Langkah Lebih Berharga Daripada Seribu Keinginan

Di warung kopi pinggir jalan, mimpi sering lahir tanpa seminar motivasi atau tepuk tangan penonton. Hanya ada meja kayu, gelas kopi hitam, dan obrolan ringan yang kadang lebih jujur daripada pidato politik di gedung dewan. Di situlah orang-orang sederhana berbagi cita-cita besar — walau besar hanya menurut versinya sendiri.

“Pengen punya usaha sendiri,” kata Darto, sopir angkot yang baru saja setor setengah hari. “Tapi kadang bingung, pengen buka warung, pengen ternak lele, pengen juga jualan online. Semua pengen dicoba, ujungnya nggak jalan-jalan.” Yang lain tersenyum, bukan karena mengejek, tapi karena mereka tahu persis rasanya.

Hidup memang sering membuat kita ingin jadi segalanya. Semangatnya meledak di awal, lalu buyar di tengah jalan. Akhirnya yang dikejar tak tertangkap, yang sudah di tangan pun terlepas. Padahal, seperti kata Pakde yang duduk di pojokan, “Kalau ngejar dua ayam sekaligus, malah capek sendiri — ayamnya kabur dua-duanya.” Semua manggut-manggut sambil tetap menyeruput kopi dengan santai.

Fokus pada satu hal bukan berarti menutup pintu untuk hal lain. Menjadi sesuatu memerlukan keberanian untuk berkata “tidak” pada yang lain. Bukan karena tak mau mencoba, tapi karena tahu ke mana langkah seharusnya menuju. Dunia memang luas, tapi kita tak perlu menaklukkannya sekaligus.

Apa pun pekerjaanmu hari ini, kerjakan dengan sungguh-sungguh dan fokus. Kalau kamu tukang ojek, pakailah baju yang wangi dan antarkan penumpang ke tujuan. Kalau kamu penjual buah, pilih yang segar dan susun rapi. Kalau kamu jual gorengan, pastikan kriuknya bikin orang balik lagi. Dari situ, pelan-pelan rezeki akan membuka jalannya sendiri.

Karena pada akhirnya, bukan banyaknya keinginan yang membuat seseorang maju, tapi satu langkah kecil yang benar-benar dijalani. Seperti kopi di warung ini: hitam, sederhana, tapi nyata — dan selalu punya cara untuk membuat siapa pun ingin kembali menyeruputnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar