Halaman

Cari Blog Ini

September 03, 2025

Cara Belajar Karyawan #2

Seri Belajar Seumur Hidup: Karena Karyawan juga Murid


Pernah sekolah, pernah kuliah, tapi tetap banyak yang belum tahu cara belajar di kantor.

“Karyawan yang paling sukses bukan yang paling pintar, melainkan yang paling tahu cara belajar di tengah tekanan.”

Kalau kita melihat murid sekolah, seringkali masalahnya sederhana: mereka tidak tahu cara belajar. Banyak yang sekadar membaca tanpa memahami, menghafal tanpa mencerna, atau belajar mepet ujian. Tapi bukankah karyawan pun sering melakukan hal serupa? Bedanya, taruhannya lebih besar: gaji, karier, bahkan masa depan keluarga.

Murid yang sudah dewasa bernama karyawan sebenarnya lebih beruntung. Mereka pernah melewati sekolah, pernah gagal, pernah jatuh bangun. Namun, banyak karyawan tetap belajar asal-asalan di kantor. Mereka lembur semalaman karena menunda pekerjaan. Mereka stres karena tidak punya strategi. Mereka kehabisan energi karena bekerja terus tanpa istirahat.

Padahal, cara belajar karyawan bisa lebih cerdas. Misalnya dengan teknik Pomodoro: 25 menit fokus penuh mengerjakan tugas, 5 menit istirahat. Sederhana, tapi efektif menjaga konsentrasi. Atau refleksi mingguan: setiap Jumat sore, duduk sebentar menulis catatan—apa yang berhasil minggu ini, apa yang gagal, apa yang bisa diperbaiki. Dengan begitu, kerja tidak hanya habis dalam rutinitas, tapi juga menghasilkan kesadaran.

Belajar kolaboratif juga penting. Murid sekolah kadang mencontek saat ujian; karyawan bisa belajar dengan cara lebih sehat: diskusi dengan rekan kerja, saling berbagi trik Excel, atau menukar pengalaman menghadapi klien. Bukankah itu juga cara belajar?

Lalu ada mentor. Tidak selalu harus atasan formal. Bisa rekan kerja senior, bisa sahabat di divisi lain, bahkan bisa seseorang yang lebih muda tapi punya keterampilan khusus. Murid bernama karyawan yang mau membuka diri pada bimbingan biasanya lebih cepat naik kelas.

Dan jangan lupa: belajar di kantor bukan hanya soal skill teknis. Justru yang paling menentukan adalah soft skill. Bagaimana berbicara di rapat tanpa grogi. Bagaimana menyampaikan kritik tanpa menyinggung. Bagaimana menahan stres saat target menekan. Itu semua adalah mata pelajaran tak tertulis di sekolah bernama kantor.

Kalau murid sekolah gagal ujian, masih bisa remedial. Kalau karyawan gagal belajar di kantor, dampaknya bisa nyata: kesempatan hilang, reputasi rusak, peluang promosi lenyap. Karena itu, belajar menjadi kebutuhan, bukan pilihan. Dan karyawan yang paling sukses bukanlah yang paling pintar, melainkan yang paling tahu cara belajar di tengah tekanan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar