Halaman

Cari Blog Ini

November 12, 2025

Gagal Itu Kadang Cuma Salah Belok, Bukan Salah Tujuan

Jika suatu rencana tidak berjalan, ubah rencananya —tapi jangan pernah mengubah tujuannya. Kalimat itu sering kita dengar, tapi jarang benar-benar kita jalani. Banyak orang menyerah bukan karena kehilangan harapan, melainkan karena mereka keliru membedakan antara “cara” dan “arah”. Begitu jalan pertama macet, mereka mengira seluruh perjalanan gagal. Padahal, mungkin hanya perlu belok sedikit.

Dalam hidup, tak ada peta yang selalu akurat. Rencana bisa berubah karena keadaan, karena orang lain, bahkan karena diri sendiri. Yang semula lurus bisa berliku, yang semula dekat bisa terasa jauh. Namun selama tujuan masih jelas, setiap tikungan adalah bagian dari perjalanan —bukan tanda untuk berhenti.

Masalahnya, kita sering terjebak pada kebanggaan semu: ingin membuktikan bahwa rencana awal adalah yang paling benar. Kita lupa, keberhasilan tak selalu datang lewat jalur yang kita gambar di kertas. Kadang, keberhasilan justru muncul dari keberanian menghapus sebagian peta dan menggambar ulang dengan tangan yang gemetar.

Saya pernah menyaksikan seseorang yang nyaris berhenti di tengah jalan hanya karena merasa gagal menjalankan rencana pertamanya. Ia lupa, tujuan yang ia perjuangkan tak pernah salah —hanya caranya yang perlu diubah. Setelah berani melangkah lewat jalan lain, ia sampai juga. Bedanya, meski kini lebih banyak cobaan, tapi juga lebih banyak pelajaran —dan lebih banyak makna.

Di titik itulah ia paham: yang penting bukan seberapa sering rencana berubah, tapi seberapa kuat tujuan bertahan. Karena pada akhirnya, yang membuat seseorang tiba di tujuan bukanlah rencana yang sempurna, melainkan niat yang tak mudah dikalahkan oleh perubahan.

Jadi, jika rencanamu hari ini tak berjalan, ubahlah. Tapi ingatlah kalimat di awal tadi: ubah rencananya, jangan ubah tujuannya.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar