Kata orang, laki-laki sukses itu yang bisa
menghasilkan uang lebih banyak dari yang dihabiskan oleh istrinya. Sederhana
terdengar, tapi kalau dipikir-pikir, itu berarti hanya segelintir laki-laki di
dunia ini yang benar-benar bisa disebut sukses. Karena, mari jujur saja,
kemampuan belanja seorang istri sering kali melampaui logika akuntansi, bahkan
sebelum uangnya masuk kantong.
Fenomena ini bukan soal boros atau hemat, tapi soal naluri ekonomi yang terlatih. Dalam teori keuangan rumah tangga, ada istilah “penyesuaian kebutuhan terhadap pendapatan” —bedanya, kebutuhan istri sering kali lebih adaptif dibanding pendapatan suami. Maka ketika ada laki-laki yang penghasilannya tetap mampu melampaui kecepatan belanja pasangannya, ia bukan sekadar pekerja keras, tapi juga makhluk langka yang patut dilestarikan.
Dan ketika ada perempuan yang berhasil menemukan laki-laki seperti
itu, dia pun pantas disebut wanita sukses —karena telah
menemukan keajaiban dunia yang mampu menciptakan surplus di setiap tanggal tua.
Tapi barangkali, sukses sejati bukan soal siapa yang menghasilkan
atau menghabiskan, melainkan siapa yang lebih pandai menjaga keseimbangan antara
keduanya.
Dunia memang adil: laki-laki sibuk mencari uang, perempuan sibuk
mencari laki-laki seperti itu —dan pasar sibuk menunggu keduanya lengah.***
.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar