Halaman

Cari Blog Ini

November 12, 2011

Nge-break...!

Ingat zaman dulu, tahun 80/90-an, ketika ramai-ramainya hobi nge-break di kalangan anak muda. Eh... bukan cuma anak muda, orang tua dan anak-anak pun banyak yang suka. Malah remaja putri dan ibu-ibu pun banyak yang gandrung.

Waktu itu saja saya masih anak-anak, hobi banget. Pulang sekolah atau mengisi sore. Apalagi malam Minggu, malam jelang hari libur, atau menunggu sahur di bulan puasa. Sambil mojok lagi....! Hari gini, ada yang masih inget pake pesawat nge-break kayak gitu gak ya?

Sebuah situs internet di Sumatera melansir: Di era teknologi yang kian pesat di mana internet dan handphone sudah menjadi favorit hampir seluruh umat manusia dalam berkomunikasi, hobi radio amatir atau yang lebih dikenal dengan istilah "nge-break" semestinya sudah dicatat orang dalam buku sejarah.

November 07, 2011

10 menit Belajar Sejarah

Setiap pagi melewati jalan Lingkar Selatan di Ciracas, Kota Serang, ternyata menyisakan pertanyaan buat anak saya yang duduk di kelas 3 sekolah dasar. Mungkin bukan sekedar pertanyaan. Lebih tepatnya: confirm and cross-check.

“Pah... nama jalannya kok ada ‘Tb’-nya ya... sama kayak nama Mang Eca?” kata anak saya, ketika tadi pagi melintasi Jl. Kol. H. Tb. Suwandi (Lingkar Selatan).

“Pah... Teteh tahu singkatan ‘Tb’...” kata anak saya menyebut dirinya Teteh. “Tubagus ‘kan? Mang Eca (paman), Si Emong (paman), si Engki (kakek) juga ada ‘Tb’-nya. Kok sama sih? Tubagus tuh apaan sih Pah?” tanyanya menyerbu.

Dihujani pertanyaan, saya tidak sempat menjelaskan satu persatu. Selain karena keterbatasan waktu juga keterbatasan pengetahuan mengenai sejarah Banten. Tapi singkatnya, kata saya, ‘Tubagus’ itu gelar keturunan dari Kesultanan Banten. Tubagus adalah gelar untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan gelarnya ‘Ratu’.